Rabu, 18 Januari 2012

tenaga surya

Instalasi listrik tenaga surya
Untuk instalasi listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik, diperlukan komponen sebagai berikut: 
  1. Panel surya / solar cell
  2. Charge controller
  3. Inverter
  4. Battery

instalasi panel sel surya
Panel surya / solar cell : panel surya / solar cell menghasilkan energi listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun). Jenis panel surya/solar cells dapat di baca disini.
Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya / solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.
Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC - direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini terdiri dari panel surya / solar cell, charge controller, inverter, baterai.
diagram instalasi panel surya
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya / solar cell di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas menghubungkan kaki positif panel surya/solar cells satu dengan panel surya / solar cell lainnya. Kaki / kutub negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya / solar cell dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya / solar cell dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya / solar cell yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh inverter.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai kebutuhan daya:
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
  • Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.
  • Televisi 21": @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
  • Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
  • Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
  • Perangkat lainnya = 400 Watt hour
  • Total kebutuhan daya =  3480 Watt hour
Jumlah panel surya / solar cell yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan adalah 5 jam maksimun tenaga surya):
  • Kebutuhan panel surya / solar cell : (3480 / 100 x 5)  = 7 panel surya / solar cell.
Jumlah kebutuhan batere 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
  • Kebutuhan batere minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
  • Kebutuhan batere (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt / 100 Amp = 17 batere 100 Ah.
Instalasi pembangkit listrik tenaga surya dapat dilihat pada gambar-gambar di National Geographic Indonesia.

PENGENDALIAN GULMA



6.0    UMUM

Gulma tumbuh hampir dimana saja dan keberadaannya sangat tidak diinginkan di perkebunan. Gulma akan bersaing berebut unsur hara dan pupuk, menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air, menyulitkan evakuasi hasil panen dan pada akhirnya menurunkan produktifitas kebun.

Pengendalian Gulma adalah teknik pengelolaan yang tepat, ramah lingkungan dan ekonomis guna menyediakan tempat tumbuh pohon Kelapa Sawit yang terbebas dari persaingan unsur hara dengan tetap  menjaga tumbuhan inang bagi hama penyakit tanaman

6.1    TANAMAN BELUM MENGHASILKAN ( TBM )

i)              Pemeliharaan Piringan

Piringan di kebun sawit harus dijaga agar selalu bersih dari Gulma atau rambatan LCC.  Rambatan ini harus ditarik lepas dan keluar dari area piringan  untuk kemudian di semprot dengan Herbisida yang tepat., seperti Basta dan Paracol. Glyphosate dapat juga digunakan dengan extra hati-hati agar tidak membunuh sawit.

Pemeliharaan dengan bahan kimia dilakukan dengan penyemprotan halus di sekeliling pohon sawit dengan radius 1,8 m dari pohon.

Jumlah ulangan yang diperlukan sangat tergantung kondisi setempat, namun umumnya 8 kali sudah cukup.

ii)            Pemeliharaan Gawangan (Inter-row)

Pengendalian Gulma secara teratur harus dilakukan pada 24 bulan pertama untuk memastikan bahwa LCC tumbuh dengan subur. Lihat pada Posting tentang Penanaman dan Pemeliharaan LCC.

Tumbuhnya Gulma ringan seperti Ottochloa nodosa, Paspalum conyugatum, Axonopus compresus,  Cynodon dactylon, Digitaria fuscense dll dapat di toleransi. Sedangkan anak kayu dan gulma lain harus dibasmi.

Gulma yang benar-benar harus di basmi adalah Mikania micrantha. Pembasmian dilakukan dengan penyemprotan Flouroxpyr (Starane). MUTLAK HARUS DIPERHATIKAN AGAR BUTIRAN SEMPROT TIDAK TERKENA LANGSUNG PADA TANAMAN MUDA. 2.4 D. amine tidak boleh digunakan pada tanaman muda sampai umur 48 bulan.

iii)          Tanaman Inang

Tanaman Inang atau Host Plants, yang menjadi tempat populasi hama predator pemakan daun ( seperti Mahasena corbetti, Setora nitens, dll )  jangan di ganggu

6.2        TANAMAN MENGHASILKAN ( TM )

i)              Pemeliharaan Piringan

Pemeliharaan Piringan dengan tertib adalah dimaksudkan untuk memudahkan mengumpulkan Brondolan yang jatuh. Pada umumnya, cuci piringan adalah dengan radius 2,5 m dari pusat tumbuh pohon sawit hingga ujung pelepah terluar. Penggunaan bahan kimia dengan herbisida yang tepat adalah menjadi pilihan utama. Penggarukan piringan pada area TM tua ( > 15 tahun) harus dilakukan satu kali setahun.

ii)            Pemeliharaan Gawangan ( Inter row )

Pengendalian Gulma secara selektif perlu dilakukan sama seperti pada areal TBM.   Tanaman Inang atau Host Plants, yang menjadi tempat populasi hama predator pemakan daun ( seperti Mahasena corbetti, Setora nitens, dll  termasuk Euphorbia heterophylla , Emilia sonchifolia dan Ageratum spp.)  jangan di ganggu bahkan harus di pelihara.

iii)          Pemeliharaan Pasar Pikul

Pasar Pikul dengan lebar kurang lebih 2 m harus selalu bersih terpelihara untuk memudahkan akses keluar masuk hasil panen TBS. Sangat baik dan ekonomis bila digunakan herbisida yang tepat atau herbisida cocktail.

Di areal datar, penggunaan Roto Slashing mungkin akan lebih praktis.

iv)          Pemeliharaan Pelepah

Tumbuhnya Gulma  yang merambat pada pelepah harus di cabut pada saat melakukan pengendalian gulma secara selektif.

Tidak dibenarkan melakukan penyemprotan pada pelepah, hal ini untuk mencegah terjadinya peledakan hama serangga.




6.3        HERBISIDA YANG DIREKOMENDASI PADA TM

i)              Herbisida untuk Piringan dan Pasar Pikul

Tidak ada satu jenis herbisida pun yang mampu untuk mengedalikan semua jenis Gulma sekaligus.  Oleh karenanya untuk memilih dan mencampur Herbisida agar mencapai tujuan dengan biaya yang efektif, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang kandungan masing-masing herbisida yang akan dicampur dan pengaruhnya terhadap luas pengendalian.

ii)            Herbisida untuk Gulma Khusus

Agar pengendalian secara selektif yang dilakukan mencapai tujuannya dengan efektif, maka adalah sangat penting untuk melakukan penyemprotan secara TEPAT WAKTU disesuaikan dengan keadaan cuaca, dan TEPAT DOSIS serta TEPAT VOLUME sesuai yang diperlukan agar merata.

Lanjutan rotasi berikut perlu dilakukan untuk sampai pada titik tuntas membasmi Gulma liar yang tidak diinginkan. Oleh karenannya program penyemprotan dan intervalnya perlu dibuat berdasarkan pengamatan lapangan, sebelum operasi penyemprotan dilaksana kan.

6.4        PENGAMANAN  TANAMAN SAWIT DARI EFEK RACUN

Tanaman Sawit sering menderita pada masa pertumbuhan kecambah di Nursery dan di areal TBM sebagai akibat salah pilih herbisida, teknik semprot yang salah dan terkena percikan alat semprot yang tak diinginkan.  Herbisida seperti 2.4 D amine dan Triloxpyr yang memercik kena daun muda akan mempengaruhi pertumbuhannya.  Herbisida ini dikenal dapat mendorong terbentuknya parthenocarpy dan kadang menyebabkan aborsi buah pada tahap pertumbuhan lanjutnya.

Pengamanan Tanaman Sawit memberikan arti bahwa herbisida yang digunakan harus dipilih yang tidak memiliki efek racun pada tanaman Kelapa Sawit.  Beberapa Symptoms gejala keracunan adalah :

o   Pelepah Pecah
o   Pelepah menggulung
o   Kanopi tanaman muda lemas
o   Pelepah paling bawah jatuh
o   Dll

Tabel 6.1. Gulma Liar di Bawah Pohon Sawit



NAMA BOTANI


NAMA UMUM

RUMPUT
Brachiara mutica
Imperata cylindrica

Iscaemum muticum
Iscaemum indicum
Iscaemum timorense

Paspalum commersonii
Paspalum picticulatum

Pennisetum purpureum
Pennisetum polystachion


Giant Bamboo Grass
Ilalang

Bambo Grass
Smut grass
Centipede grass

Paspalum
Paspalum besar

Rumput Gajah
Rumput

DAUN LEBAR
Alocasia species
Asystasia spp
Climedia hirta

Elettariopsis curtisii
Chomolaena odorata
Hedyotis verticillata

Lantana camara
Melastoma
Mikania micrantha

Mimosa pigra
Mimosa invisa

Tetracera scandens
Tetracera indica

Hevea seedling



Wild yam
Asystasia
Hairy Clidemia

Wild ginger
Siam weed
Woody borreria

Pryckly Lantana
Rhodemdron
Mile aminute

Putri malu besar
Putri malu

Fire weed
Fire weed

Karet liar

ANAK KAYU
Cyperus digitatus
Cyperus compressus
Scelaris sumatrensis



Digitate Cyperus
Hedgehog Cyperus
Sumatran Seleria

PAKU
Dicranopteris linearis
Stenochlaena palutris



Bracken
Giant Fern





Tabel 6.2  Pedoman Jenis Herbisida Campuran untuk Piringan dan Gawangan


TARGET GULMA


BAHAN AKTIF

NAMA DAGANG

RATE/HA
Rumput Lunak

Glyphosate


Mastra/Roundup/dll
1,5 liter
Rumput dan
Daun Lebar

Glyphosate +
Metsulfuron Methyl
Mastra/Roundup/dll
+ Ally 20 DF
1,5 liter
+ 7,5 g
Rumput dan
Daun Lebar

Glyphosate +
Fluoxypyr
Mastra/Roundup/dll
+ Starane
1,5 liter
0,38 liter
Broadspectrum

Paraquat Dichloride +
Metsulfuron Methyl

Gramoxane + Ally
2 liter
+ 50 g
Broadspectrum

Glyphosate +
Fluoxypyr

Starmix
2 liter

Catatan :

i)              Surfactants

Surface active agents atau banyak dikenal dengan nama wetting agents perlu ditambahkan dalam campuran herbisida untuk meningkatkan efektifitasnya.  Surfactant tidak saja mampu mengurangi ketegangan permukaan untuk memperluas kontak antara butiran semprot dengan permukaan daun, namun juga mendorong kemampuan penetrasi herbisida ke dalam daun.menjadi lebih baik

Beberapa surfactant yang umum digunakan adalah Pulse, Evenspray 1000, Lissapol dan Teepol.  Bagaimanapun, kehati-hatian harus tetap menjadi perhatian bahwa surfactant yang dipilih dapat bekerja dengan baik dalam formulasi campuran herbisida. Juga perlu diperhatikan beberapa catatan penting dibawah ini :

a)      Penggunaan Surfactant yang salah akan menyebabkan terpecahnya suspensi cairan herbisida
b)      Kebanyakkan surfactant akan menyebabkan herbisida tergelincir dari permukaan daun atau gampang tercuci air hujan
c)      Konsentrasi yang terlalu tinggi akan meningkatkan aktifitas herbisida sehingga tujuan selektif menjadi tidak tercapai

Sejenis surfactant lainnya yang lebih baru diperkenalkan adalah Adjuvants. Kemampuannya terutama untuk racun systemik adalah mempercepat penyerapan bahan kimia kedalam jaringan tanaman.

ii)            Alat Semprot

Harus selalu diingat bahwa penggunaan alat semprot jenis volume rendah seperti CP 15, Osatu, Mist Blower, Samurai dll,  dosis per hektarnya harus dihitung ulang disesuaikan dengan type Nozzle yang akan dipakai, dan kecepatan jalan si operator.

Perlu di camkan bahwa Campuran Paraquat TIDAK BOLEH DIGUNAKAN pada alat semprot jenis Volume Rendah.

iii)          Bahan Aktif

Bahan Aktif dari beberapa Herbisida yang umum dipakai telah diringkas dalam TABEL dibawah
               
   Tabel 6.3  Pedoman Umum tentang Herbisida/Campuran untuk Gulma Khusus



TARGET GULMA


BAHAN AKTIF

RATE/HA
Asystasia spp

Mikania micrantha

o   2.4 D amine (60% a.i.)

o   2.4.D amine (60% a.i)
o   Fluoxypyr

0,25 l

1,25 l
0,375 l
Paspalum spp
Pennisetum spp

o   Glyphosate + Activator
o   Glyphosate  amm +
        DSMA/2.4 D Sod.Salt

1,5 l +0,5 l
1,25 l +2,0 l


Brushes ;
Climedia hirta
Hedyotis verticillata
Melastoma

o   Metsulfuron Methyl +
       Surfactant

o   Metsulfuron Methyl +
       Paraquat Dichloride +
       Surfactant

o   Triclopyr +
       Paraquat Dichloride

o   Triclopyr

125 -150g  +0,5 l


75 -100g  +2,0 l
+ 0,5 l


0,5 l s/d 1,5 l


1,25 l

Bracken &
Stenochlaena palutris

o   Metsulfuron Methyl +
Paraquat Dichloride +
Surfactant

o   Gesapax Ametryne +
Paraquat Dichloride +
Surfactant


75 -100g  +2,0 l s/d 2.0 l + 0,5 l


1,0 l s/d 1,5 l +
1, 5 l s/d 2,0 l+
1,0 l
Volunteer Oil Palm Seedling
o   Paraquat Dichloride
2,8 l



6.2        PENYEMPROTAN, KALIBRASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.2.1        KALIBRASI

Untuk memastikan tingkat ekonomis dan efektifitas penggunaan herbisida yang kini sangat mahal, maka setiap alat semprot harus diperiksa secara teratur dan terprogram dengan baik. Pada kenyataannya, pemeliharaan alat tersebut seringkali terlupakan dan bahkan seadanya . Dengan hadirnya tehnologi baru penggunaan alat semprot ULV yang menggunakan CDA, akurasi kalibrasi menjadi sangat kritis terutama dalam hal penggunaan bahan kimia berkonsentrasi tinggi. Kesalahan kecil saja akan berakibat pada kelebihan dosis atau kerendahan dosis yang pada akhirnya berujung pada kerugian yang sia sia. Perhatian khusus harus diberikan pada 3 (tiga) hal utama, yaitu Lebar Semprot, Kecepatan Jalan Operator dan Tekanan Kerja (Flow Rate).

i)              Lebar Semprot
Pada umumnya, penyemprotan yang baik memerlukan keseragaman pada Lebar Semprot 1,5 m – 2 m  satu baris  memanjang dalam satu kali aplikasi.Lebar baris semprot ini sangat tergantung dari sudut semprotnya dan Tinggi nozzle semprot dari permukaan tanah.

Tabel dibawah menunjukkan pengarush Sudut semprot dan Tinggi nozzle semprot terhadap Lebar semprot. Pada 40 cm tinggi nozzle semprot dari permukaan tanah dan dengan sudut semprot 120 %, maka akan diperoleh lebar semprot 1,39 m. Tekanan kerja harus dijaga tetap stabil bila menggunakan knapsack sprayer .



Sudut
Semprot
Tinggi Nozzle Semprot (cm)
          20                         40                        60                          80
                                                      Lebar  Semprot Teoritis
65 %
25
51
76
102
80 %
34
67
101
134
95 %
44
87
131
175
120 %
69
139
208
277



ii)            Kecepatan Jalan Operator
   Kecepatan Jalan Operator sangat dipengaruhi oleh kemiringan areal, kerapatan vegetasi dan volume semprot yang di gunakan.

Sebaiknya setiap Operator dapat berjalan dengan kecepatan 3 km per jam secara konstant. Pengecekan segera perlu dilakukan dengan mengukur kecepatan jalan operator dalam waktu 10 detik. Katakan hasilnya 8m dalam 10 detik, maka kecepatan jalan konstant adalah 48 m per menit.

iii)          Flowrate
Hal ini tergantung kepada tekanan kerja dan atau ukuran nozzle yang digunakan. Bagaimanapun, output akan proposional dengan tekanan kerja yang digunakan.

Nozzle harus menghasilkan pola hasil semprot yang diinginkan, dimana output yang dihasilkan akan berbeda secara significant dari tiap Rated Output Nozzle yang digunakan

Bila menggunakan CKS, di asumsikan dengan 18 liter cairan semprot dan  akan menyemprot dalam waktu 20 menit, maka flow ratenya akan mencapai 0,9 liter per menit.

Untuk menghitung Volume Semprot, EMPAT faktor utama harus di perhatikan :

i)                    FLOWRATE (f)                     :  liter / menit
ii)                  LEBAR SEMPROT (w)         :  meter
iii)                KECEPATAN JALAN (s)     :  meter / menit
iv)                KONSTANTA (c)                 :  meter / menit : 10.000

Formula Perhitungan



                                       Flowrate (l/min) x Konstanta ( 10.000 )
Volume Semprot  =            Lebar Semprot (m) x Speed (m/min)
                                        

                                            0,9  x  10,000
                                   =        1,39  x  48 
                                              
                                   =     135 liter/ ha atau 7,5 spray pump/ha
     
iv)          Rencana dan Pengawasan Penyemprotan

Perencanaan Penyemprotan Bahan Kimia harus di awali dengan pertimbangan Biaya dan pemilihan efektifitas bahan.  Pemeriksaan secara lengkap harus dilakukan di lapangan termasuk target Gulma yang akan di basmi..  Setelah pemeriksaan dan pemilihan Herbisida yang akan digunakan, maka metoda aplikasi dapat diterapkan.  Jumlah bahan kimia, air dan keperluan tenaga kerja  dapat diperhitungkan, untuk pengawasan dilapangan.  Biaya harian dan pemeriksaan rutin atas penyemprotan harus dilakukan.

6.2.2        FAKTOR KESELAMATAN

Dalam prakteknya, operator harus diperlengkapi dengan pakaian pelindung, agar mereka terlindung dari keracunan akibat percikkan Herbisida. Akibat kecelakaan kerja seperti ini harus di minimal-kan, dengan Pedoman Kerja tentang Penanganan, Pencampuran, Penyemprotan dan Penggunaan Pelindung, sebagai berikut :

o   Harus mengenakan Celana Panjang
o   Harus mengenakan Baju lengan Panjang
o   Harus menggunakan Pelindung Badan dari bahan plastik
o   Harus menggunakan Masker
o   Harus menggunakan Sarung Tangan Karet
o   Harus menggunakan Sepatu Boot Karet